Pemkot-IUWASH Gelar Workshop Sanitasi

Ambon-PPID, Membuang limbah secara langsung ke badan air dapat menimbulkan pencemaran dan ancaman  penyakit menular, karena alam tidak dapat segera menyerapkan dan menetralkan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam air limbah tersebut.

IUWASHHal tersebut  dikemukakan, Sekretaris  Kota  (Sekot) Ambon A. G. Latuheru, SH, M.Si, ketika membaca sambutan tertulis Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, SH, saat membuka   Workshop  Penyamaan Persepsi Urban Sludge Management dan Persiapan UPTD Pengelolaan Air Limbah, kerja sama Pemerintah Kota Ambon dengan Indonesia Urban water Sanitation & Hygiene (IUWASH). Kegiatan ini berlangsung, Rabu (19/6) di Swiss-belHotel.

Ditambahkan, sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan pemukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari, namun sanitasi sering kali dianggap sebagai urusan sekunder sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain.

Berdasaran Profil Kesehatan kota Ambon pada tahun 2011, terdapat 74,54 persen keluarga yang memiiki jamban, namun dari jumlah itu, hanya 65,23 persen keluarga yang memiliki jamban yang sehat dengan tangki septic yang benar.

“Sistem pengelolaan air limbah umumnya merupakan sistem setempat (onside), namun beberapa  kawasan telah menggunakan sistem terpusat (offside) antara lain Dusun kayu Tiga, Negeri soya dan Dusun Kate-kate Desa Poka,” Jelas Sekot.

Dikatakan, Kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban keluarga sendiri merupakan perilaku yang positif untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga dan dapat secara mandiri memeliharanya.

Sementara itu, dibeberapa tempat khususnya di pemukiman padat atau tempat-tempat kumuh melalui program PNPM mandiri, telah dibangun 19 MCK yang melayani 615 kepala keluarga di 5 Kecamatan yang seluruhnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Kehadiran sarana tersebut untuk mendorong terpenuhinya sarana sanitasi, yang sehat dan baik agar terbentuk PHBS yang optimal mulai dari keluarga.

Selanjutnya diharapkan, melalui Workshop ini pemangku kepentingan, dapat menyamakan persepsi yang didukung oleh IUWASH yang punya pengalaman dan pengatahuan dalam menangani permasalahan limbah dan sanitasi.

“Workshop ini akan memberikan dampak  yang sangat positif untuk perkembangan  Kota Ambon  ke depan khususnya tentang bagaimana  penanganan dan  pengelolaan air limbah,” tuturnya.

Ditandaskan, pertemuan ini merupakan langkah awal Pemkot Ambon menyediakan Instalasi  Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) melalui pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang diharapkan dapat lebih fokus dalam peningkatan akses sanitasi kepada masyarakat.

Pembukaan Workshop ini turut dihadiri Kepala Regional Coordinator IUWASH SSEI, Budi Raharjo, serta para Pimpinan SKPD terkait. (WP)

Please follow and like us:

Comments are closed.