Gubernur Dan Wali Kota Tinjau Lokasi Bencana

AMBON-PPID, Gubernur Maluku, K. A. Ralahalu dan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH yang didampingi pimpinan SKPD terkait, Rabu (31/7), melakukan peninjauan ke lokasi-lokasi bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Ambon, Selasa (30/7), lalu.

TinjauBeberapa titik lokasi yang ditinjau masing-masing tempat pengungsian di gedung serba guna PLN di kawasan Batu Gajah. Saat kunjungan tinjauan, pada lokasi ini masih disemayamkan dua jenazah korban bencana, yakni Mei Kapitan dan Heldy Kapitan. Di kesempatan itu, Gubernur dan wali Kota langsung menyerahkan santunan kepada keluarga korban, masing-masing senilai Rp. 10 juta dan Rp. 3,5 juta. Pemberian santunan ini, berlaku bagi semua korban meninggal.

Selain santunan, pembiayaan untuk prosesi pemakaman seluruh korban bencana banjir dan tanah longsor ini, akan ditanggung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon. Sedangkan untuk korban luka berat dan luka ringan, juga akan ditangani seluruh administrasi pengobatannya.

Beberapa titik lokasi lain yang ditinjau adalah rumah-rumah warga yang terendam banjir di kawasan Air Mata Cina (Amaci), jembatan batu Kelurahan Benteng, kawasan Aster Desa Hative Kecil, dan di Desa Passo tepatnya di tempat pengungsian Kantor Kecamatan Baguala serta kerusakan talud penahan sungai Wayori.

Wali Kota, yang dikonfirmasi usai kunjungan tersebut, membeberkan, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, tercatat kurang lebih 7.000 jiwa yang menjadi korban bencana dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun lanjutnya, jumlah tersebut juga harus dikonfirmasi dengan para Lurah dan Camat.

“Saya prediksi jumlah pengungsi sejak kemarin (rabu-red) sebanyak 7.000 jiwa. Tetapi hari ini sudah mulai berkurang, karena ada diantara mereka yang sudah membersihkan tempat tinggal dan kembali ke rumah. Tetapi masih sekitar 4.000 orang yang masih ada di tempat pengungsian,” bebernya.

Kepada para korban bencana ini, dirinya mengaku, langkah penanganan awal yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon adalah dengan memberikan makanan siap saji serta menyalurkan bahan makanan berupa beras, mie instant dan ikan sarden ke lokasi-lokasi pengungsi, untuk kemudian diolah di dapur umum, untuk kebutuhan makanan masyarakat.

Secara khusus kepada pengungsi yang beragama Muslim dan sementara menjalankan ibadah puasa, Wali Kota telah menginstruksikan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Ambon untuk memberikan lebih, terutama untuk penyediaan makanan untuk kebutuhan sahur dan berbuka puasa.

Bantuan tanggap darurat ini, tambah Wali Kota, telah disalurkan beberapa waktu setelah bencana. Selanjutnya, telah diajukan pengusulan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pemberian bantuan tanggap darurat selama 14 hari sampai tanggal 12 Agustus 2013 mendatang.

“Kalau kondisi alam dan Kota Ambon masih belum memungkinkan untuk bantuan itu dihentikan, kita bisa usulkan lagi untuk diperpanjang,” singkatnya.

Terlepas dari warga yang mengungsi, disinggung mengenai korban jiwa akibat bencana banjir dan tanah longsor Kota Ambon tahun 2013, dirinya merinci, sampai Rabu kemarin, terdapat 11 korban jiwa, karena pengaruh longsoran dan terbawa arus sungai. Sedangkan empat anggota masyarakat lainnya yang juga terbawa arus sungai, masih belum ditemukan. (*/HT)

Please follow and like us:

Comments are closed.